HIDUP KEKAL
Dipublikasikan pada 27 Desember 2022
2 min baca

Bacaan: 1 Yohanes 5:1-12

Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.

(1Yoh. 5:11-12)

Jika orang beragama ditanya apa tujuan akhir yang ingin ia capai dengan beragama, hampir bisa dipastikan jawabannya adalah untuk mendapatkan hidup kekal. Hal ini memang tidak salah, tetapi hanya separuh benar.

Penulis Surat Yohanes mengingatkan bahwa ketika kita percaya kepada Yesus, Allah mengaruniakan hidup kekal itu kepada kita. Sayangnya, banyak orang yang mengaitkan hidup kekal semata-mata dengan kehidupan setelah kematian; nyaris tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan kini dan di sini. Padahal, dalam Injil maupun Surat Yohanes, hidup kekal yang dikaruniakan Allah kepada kita tidak dipahami sedangkal itu. Hidup kekal pada hakikatnya merupakan hidup sejati (jatining urip dalam bahasa Jawa) yang sudah dimulai kini dan di sini sejak kita mengenal dan percaya kepada Yesus. Itu sebabnya setelah Surat 1 Yohanes pasal 1-2 membicarakan Allah sebagai terang yang menerangi kehidupan kita, maka dalam pasal 3-5 tema utamanya adalah Allah yang mengasihi kita, dan meminta kita untuk mengasihi orang lain. Mengasihi penting karena, “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih” (1Yoh. 4:8).

Allah sudah menerangi kita sehingga kita bisa keluar dari kegelapan adalah benar adanya. Karena kita sudah diterangi oleh Allah, maka kita pun sudah selayaknya juga mengasihi orang-orang lain sama seperti Allah mengasihi kita. Kehidupan semacam itulah yang disebut sebagai hidup kekal, jatining urip.

DOA:

Ya Tuhan Sang Hidup Kekal, tolonglah kami untuk mengasihi orang-orang di sekitar kami karena itulah hidup yang sejati. Amin.

Kategori
Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
6 Orang Membaca