Kita mungkin tahu suatu kalimat imbauan demikian, “merokok dapat menyebabkan kanker atau rokok itu membunuhmu.” Tahukah kita bahwa ada hal yang juga sama bahayanya dengan rokok, bahkan mungkin lebih bahaya dari rokok, yaitu “hawa nafsu”. Mengapa hawa nafsu itu membahayakan? Ketika diri kita sudah dikuasai oleh hawa nafsu, maka dari situ justru muncul tindakan-tindakan jahat, yang salah satunya adalah muncul iri hati. “APAKAH IRI HATI SEBAHAYA ITU?” Jika kita membaca berita, ada banyak kasus pembunuhan yang bermula dari iri hati. Oleh karena itu, bukan hanya rokok yang menyebakan kematian, tetapi hawa nafsu pun bisa membawa orang pada kematian.
Maka teks Yakobus yang menjadi bacaan kita hari ini, mengajak kita untuk mengingat dan menyadari hikmat yang Tuhan karuniakan kepada kita. Dengan hikmat, maka hawa nafsu tidak dapat berkuasa atas diri kita. Hikmat dari Tuhan, memampukan kita untuk mengusai diri dalam keadaan apapun serta dengan hikmat dari Tuhan kita dimampukan untuk memahami apa yang menjadi kehendak Tuhan, bahkan di tengah pergumulan pun kita mampu memahami kehendak Tuhan.
Kata hikmat dalam Yakobus 3:15 diterjemahkan dari Bahasa Yunani, yaitu σοφία (sofia), sedangkan kata hikmat sendiri berakar dari bahasa Ibrani yaitu, חָכְמָה (hokmah). Baik “sofia” maupun “hokmah” mengandung makna cerdas bukan hanya dari segi intelektual, tetapi juga dari segi moral. Maka dari itu, hikmat yang dimaksud dalam teks Yakobus dipahami sebagai karunia dari Tuhan yang diaplikasikan dalam laku hidup yang cinta damai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tulus ikhlas (Yak. 3:17).
Dalam teks Yakobus, hikmat berlawanan dengan hawa nafsu, yang dalam teks tersebut diterjemahkan dari kata ἡδονή (hedone). Hawa nafsu ini muncul dari dalam diri yang membujuk untuk memenuhi segala keinginan dan hasrat duniawi. Yakobus menggambarkan hawa nafsu secara sederhana dalam Yakobus 4:2, “Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi.” LANTAS, APAKAH ORANG-ORANG YANG HIDUP MENGIKUTI HAWA NAFSU ADALAH ORANG-ORANG YANG TIDAK DIKARUNIAI HIKMAT OLEH TUHAN?
Tentunya hikmat dikaruniakan oleh Tuhan, akan tetapi orang-orang yang hidup mengikuti hawa nafsu adalah orang-orang yang dengan pilihannya, memilih meninggalkan hikmat Tuhan untuk hidup mengikuti hawa nafsu. Oleh karena itu, hari ini kita diajak untuk terus mendekat kepada Allah, serta memurnikan diri dengan hikmat yang telah dikaruniakan. DENGAN DEKAT DAN MELEKAT KEPADA ALLAH NISCAYA BAHWA HIKMAT TUHAN MENUNTUN KITA MENGHALAU HAWA NAFSU.