DIRASUKI IBLIS
Dipublikasikan pada 27 Maret 2024
2 min baca

Bacaan: Yohanes 13: 21-32

Sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Lalu Yesus berkata kepadanya, “Apa yang hendak kau perbuat, perbuatlah dengan segera.” (Yoh.13:27)

Iblis! Siapakah dia? Apakah ini makhluk gaib yang tidak bisa kita jamah yang kemudian merasuki dan menguasai hidup kita? Atau, iblis adalah simbol dari jiwa yang memberontak yang berhasrat dan ada di dalam diri manusia itu sendiri? Rene Girrard pernah berujar, setan atau iblis itu selalu seseorang.

Injil Yohanes dengan gamblang menceritakan bahwa setelah Yudas Iskariot menerima roti yang diberikan Yesus, murid yang menjadi bendahara itu pun kerasukan. Namun, Yudas tidak meronta-ronta lalu kehilangan kesadaran. Yudas tidak berbicara dengan bahasa lain, sehingga murid-murid yang lain langsung tahu bahwa Yudaslah yang akan menjual Yesus. Yohanes tidak mencatat hal itu. Mengapa? Sebab iblis itu tidak berada di luar dirinya Yudas. Iblis itu sudah menjadi satu dalam pikiran dan hasrat Yudas. Ia dengan sadar menukar Yesus dengan uang. Setelah makan roti yang diberikan Yesus, Yudas pun pergi. Karena itu, saat para murid Yesus makan roti sekarang, mereka mengingat Yesus yang berkurban dan Yudas yang menjual Yesus.

Jadi, lupakan setan atau iblis yang berwajah seram atau roh halus yang menakutkan. Iblis atau setan itu selalu seseorang, yakni ia yang membiarkan diri dirasuki oleh keinginan jahat. Ia yang dengan sadar menukar Yesus dengan sesuatu yang duniawi. Setan itu potensial ada dalam diri setiap orang. Karena itu, kita mesti selalu eling dan memohon supaya Roh Kudus yang menguasai hati dan pikiran kita.

REFLEKSI:

Manusia rentan dirasuki berbagai keinginan jahat. Karena itu selalu mawas di dalam doa. Berjaga di dalam doa memohon Roh Kudus memimpin kita.

Kategori
Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
4 Orang Membaca