DIPERKENAN ALLAH
Dipublikasikan pada 12 Januari 2025
3 min baca

Bacaan: Lukas 3:15-17, 21-22

Pada umumnya, ketika berbicara tentang hal diperkenan oleh Allah dalam perspektif kisah pembaptisan Tuhan Yesus, pandangan kita tentu saja langsung mengarah kepada Tuhan Yesus. Tentu saja itu hal itu lumrah karena kita beriman kepada-Nya. Pembaptisan Tuhan Yesus adalah rangkaian proses yang harus dijalani-Nya sebelum melakukan karya layanan. Meskipun tidak sedikit yang bertanya “apakah Tuhan Yesus berdosa kok mesti dibaptis segala” mengingat baptisan yang dilayankan Yohanes Pembaptis adalah baptisan tobat sehingga orang harus mengaku dosa dahulu sebelum dibaptis, jawabannya tetap sama, tidak! Tuhan Yesus tidak berdosa! Ini bukan argumentasi yang mengada-ada atau permainan “cocokologi” iman, namun sungguh terkonfirmasi dalam injil. Contohnya, pengakuan Yohanes “Aku membaptis mau dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.....” (Lukas 3:16, juga dalam Markus 1:7 dan Yohanes 1:27). Lagi, Yohanes terang-terangan menunjuk kepada-Nya sambil berkata “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Yohanes 1:29). Semua pengakuan ini merupakan kejujuran Yohanes bahwa dirinya jauh lebih rendah dari Tuhan Yesus. Dan tentu saja proklamasi Tuhan Yesus sebagai Anak Allah “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” (Lukas 3:22, juga dalam Markus 1:11, Matius 3:17) itulah yang menjadi kunci. Tuhan Yesus diperkenan oleh Allah Bapa melalui proses.

Namun janganlah lupa, tokoh yang juga diperkenan Allah adalah Yohanes Pembaptis. Jika kita perhatikan, kisah pelayanan Tuhan Yesus, didahului oleh kisah Yohanes Pembaptis, yang ditetapkan Allah karena nubuatan dan sebagai pembuka jalan bagi Tuhan Yesus melalui seruan pertobatan dan pelaksanaan baptisan tobat. Bahkan, Yohanes Pembaptis diperkenan Allah untuk menyuarakan kebenaran melalui teguran keras kepada penguasa sekalipun, meski dia harus mati dengan cara dipenggal karena intrik licik.

Kehidupan sebagai orang percaya juga demikian adanya, yakin bahwa Allah menaruh perkenan kepada kita untuk melayani-Nya. Namun apakah keyakinan demikian saja sudah cukup? Tentu saja tidak! Justru karena Allah menaruh perkenan-Nya, maka Allah mengijinkan kita melalui proses kehidupan yang bahkan tidak menyenangkan sekalipun, tetapi itu harus dilalui, tidak ada pilihan lain atau jalan simpang. Jika Tuhan Yesus yang tanpa dosa mau merendahkan diri masuk dalam proses pembaptisan untuk mengawali pewartaan kasih Allah melalui kabar baik, masakan kita umat-Nya tidak mau meneladani-Nya? Lunturkan semua gengsi, keangkuhan, semua hal tidak baik yang masih mengendap, itulah bukti syukur menerima perkenanan Allah dan kehendak-Nya.

Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Natanael Sigit Wirastanto

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
9 Orang Membaca