IMITATIO DEI
Dipublikasikan pada 15 Februari 2024
2 min baca

Bacaan: 1 Yohanes 1:3-10

Jika kita katakan bahwa kita mempunyai persekutuan dengan Dia, tetapi kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan tidak melakukan kebenaran.

(1 Yohanes 1:6)

Bila kita bergaul erat dengan seseorang yang sangat kita hormati, maka disadari atau tidak pengaruh orang tersebut akan meresapi diri kita. Seringkali baik disadari ataupun tidak kita menjadi imitasi dari orang tersebut. Itu merupakan proses yang sangat wajar yang niscaya dialami oleh setiap orang.

Bila seseorang mengatakan bahwa ia memiliki persekutuan dengan Allah, tetapi ia hidup dalam kegelapan, maka sesungguhnya ia berdusta. Memiliki persekutuan dengan Allah artinya memiliki relasi yang sangat akrab dengan Allah. Artinya Allah meresapi seluruh sendi kehidupan orang tersebut, sehingga disadari atau tidak sudah pasti pengaruh Allah juga sangat kuat menguasai orang tersebut. Ia akan menjadi orang yang menjaga dan memelihara kekudusan hidupnya. Sama seperti yang dikatakan dalam Imamat 19:2: “Hendaklah kamu kudus, sebab Aku, TUHAN Allahmu, kudus”. Maka tidak mungkin seseorang yang mengaku memiliki persekutuan dengan Allah pada saat yang bersamaan ia hidup dalam kegelapan atau kejahatan.

Firman Tuhan ini memberi kita suatu cara membuktikan apakah kita sungguh-sungguh memiliki persekutuan dengan Allah. Satu-satunya cara membuktikan apakah kita hidup dalam terang ataukah dalam kegelapan adalah apakah kita hidup dengan menjaga kekudusan ataukah hidup dalam dosa dan kejahatan. Memiliki persekutuan dengan Allah berarti juga menjadi imitatio Dei, gambar dan rupa Allah.

DOA:

Ya Tuhan, mampukanlah kami untuk sungguh-sungguh memiliki persekutuan dengan Engkau, supaya kami juga menjadi gambar dan rupa Allah. Amin.

Kategori
Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
8 Orang Membaca