Bacaan: Yohanes 6:1-21
Peristiwa Tuhan memberi makan 5000 orang, adalah satu-satunya kejadian mujizat yang dicatat dalam semua Kitab Injil. Ini bisa diartikan bahwa peristiwa tersebut bukan hanya seru untuk diceritakan kepada anak-anak di kelas Sekolah Minggu tapi memang mengandung banyak pesan, banyak ajaran untuk disimak dan dihayati, yang bermanfaat bagi kehidupan iman dan kerohanian pembaca.
Pertama, panggilan untuk melayani, tidak dimulai dari beban atau perasaan hati. Latar belakang peristiwa ini adalah berita duka atas terbunuhnya Yohanes Pembaptis yang pasti sangat mendukakan hati Tuhan sampai-sampai Tuhan mengajak murid-murid untuk retreat. Tapi ketika Tuhan melihat orang banyak dengan segala macam kebutuhan dan pergumulan masing-masing, hatiNya tergerak oleh belas kasihan, dan Tuhan melayani mereka.
Kedua, ketika kita dilibatkan Tuhan dalam melayani orang lain, kita akan mengalami saat di mana kita sama sekali tidak mampu menolong, tidak mampu melakukan apa-apa sama dengan para murid hari itu disuruh Tuhan memberi makan semua orang dengan 5 roti 2 ikan. Ini adalah pelajaran ketaatan sekaligus pelajaran iman. Karena Engkau memerintahkan, maka kami lakukan dengan iman. Dan mujizat pun terjadi.
Ketiga, lewat kepedulian terhadap pergumulan hidup orang lain, kita sedang bermitra dengan Tuhan sesuai dengan panggilan hidup kita sebagai orang Kristen. Kamulah garam dunia. Kamulah terang dunia. Kita dipanggil untuk menjadi berkat bagi dunia. Garam di dalam botol, tidak ada manfaatnya sama sekali. Begitu juga dengan pelita yang dinyalakan tapi lalu ditutup. Status dan keimanan kita bukan dibuktikan saat kita datang 2 jam ke gereja setiap hari Minggu, tetapi diuji dan dibuktikan di luar gereja selama 7 hari, setiap hari.
Tuhan kita, adalah Tuhan yang peduli dengan kepapaan manusia. Tuhan bermitra dengan jemaat yang ditebus oleh darahNya, memberkati kita untuk menjadi berkat bagi orang lain, bagi dunia. Mari kita ijinkan dan biarkan Roh Kudus yang telah memeteraikan kita sebagai milik Kristus, murid Kristus, membentuk kita menjadi orang-orang yang peduli. Menjadi jemaat yang bersolidaritas atas kebutuhan dan pergumulan orang lain.
Pdt. Andree Kho