PEMILIHAN MATIAS
Dipublikasikan pada 12 Mei 2024
3 min baca

Bacaan: Kisah Para Rasul 1: 15-17, 21-26

Proses pergantian kepemimpinan adalah sesuatu yang alami. Hal ini bisa terjadi di semua bidang kehidupan. Pergantian kepemimpinan terjadi di bidang politik, dunia bisnis atau Perusahaan, dunia olahraga, bahkan lembaga keagamaan, seperti gereja. Alasan pergantian pun bisa beragam, mulai dari masa jabatan kepemimpinan yang telah berakhir, karena pensiun, atau karena kondisi tertentu, dls.

Para rasul juga melakukan pemilihan untuk mengisi kekosongan jabatan rasul yang ditinggalkan oleh Yudas Iskariot, yang bunuh diri. Pada saat itu diusulkan dua nama yakni Matias dan Yustus yang disebut Barsabas. Sebab keduanya dianggap memenuhi syarat, yaitu mengikuti pelayanan Yesus dan menjadi pengikutnya sejak Yesus dibaptis Yohanes Pembaptis hingga menyaksikan kebangkitan dan kenaikan Yesus.

Para Rasul melibatkan Tuhan dalam pemilihan tersebut. Hal ini ditunjukkan melalui doa dan undi. Sejak zaman Perjanjian Lama undi biasanya digunakan berhubungan dengan penetapan sesuatu atau seseorang untuk posisi tertentu. Juga, untuk menentukan langkah atau cara selanjutnya yang akan ditempuh. Ada banyak ayat Alkitab yang menjelaskan tentang membuang undi dalam kaitannya dengan pengambilan sebuah keputusan.

Pergantian pemimpin atau pelayan memberikan ruang bagi orang lain untuk bisa terlibat dalam pelayanan. Di sisi lain, ini dapat menghindarkan pelayanan yang bertumpu pada satu orang saja. Sebab tidak jarang pelayanan disandarkan pada figure tertentu, sehingga ketika figure itu pergi, pelayanan menjadi kacau atau hancur. Ini juga menghindarkan “pendewaan” terhadap seorang pelayan atau pemimpin.

Keberadaan pelayan merupakan bagian penting dalam menjaga kelangsungan dan pertumbuhan gereja. Salah satu hal yang sedang diupayakan oleh GKI Emaus adalah regenerasi Pengurus dan Majelis. Kita semua merindukan pertumbuhan dan perkembangan gereja, tetapi tidak sedikit dari kita enggan untuk melibatkan diri. Kita rindu gereja kita diberkati dan memberkati, namun kita berharap orang lain dan bukan kita sendiri. Kenapa kita tidak berpikir kitalah orangnya. Karena setiap kita diperlengkapi oleh Tuhan dengan talenta, bakat dan potensi. Setiap kita berpotensi menjadi pelayan atau pemimpin untuk berperan di masa kini maupun masa depan.-AJD

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
14 Orang Membaca