STANDAR TUHAN
Dipublikasikan pada 28 Januari 2023
2 min baca

Bacaan: Mazmur 15

TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? (Mzm. 15:1)

Setiap orang membutuhkan standar untuk hidup. Karena itu, masing-masing orang mungkin akan membuat standar bagi dirinya. Akibatnya, standar yang satu bisa berbeda atau bahkan kontras dengan standar yang lain. Namun, apa standar yang memungkinkan kita bisa hidup bersama dengan lebih baik dari perspektif yang lebih tinggi atau Tuhan?

Daud mengajukan sebuah pertanyaan retoris lalu menjawab sendiri pertanyaan itu: “Siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu?” Kalau kita bisa menumpang dalam kemah Tuhan, niscaya kita pun dapat hidup bersama sebagai anak-anak Allah di dalam dunia. Syarat atau standarnya adalah berpegang pada kebenaran dan keadilan. Apa rinciannya? Tidak menyebar fitnah, tidak berbuat jahat pada teman dan tetangga, mengapresiasi orang yang takut akan Tuhan, memegang komitmen walau rugi, dan tidak makan riba dan menerima suap. Ini standar yang diberikan, dan standar ini menjadi standarnya Tuhan; standar yang mengajak manusia untuk sebesar-besarnya membawa kebaikan bersama dan bagi orang lain.

Standar yang diberikan itu tentu baik untuk semua. Masing-masing orang tidak akan mempertentangkannya sebab tidak ada di antara kita yang ingin dijahati oleh orang lain. Walaupun standar itu bagi sebagian orang mungkin akan dinilai terlalu tinggi karena faktanya ada juga orang yang makan riba. Namun, itulah standar yang membuat kita hidup baik, bersahabat, dan terhormat.

REFLEKSI:

Standar Tuhan adalah ukuran untuk menakar kebermaknaan dan kebermanfaatan hidup kita. Dengannya harmoni akan tercipta.

Kategori
Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
5 Orang Membaca