SELARASNYA PERKATAAN & PERBUATAN
Dipublikasikan pada 05 November 2023
4 min baca

Bacaan: Matius 23:1-12

Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya! (ay.3). Perkataan Yesus ini amat lugas dan jelas. Ada persoalan serius pada diri Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, yaitu tidak selarasnya perkataan dan perbuatan mereka. Mereka tidak memiliki integritas, yaitu kesatuan yang utuh antara kata dan perbuatannya. Tentu saja, ini merupakan hal yang memprihatinkan dan tidak layak untuk dicontoh. Secara status, mereka adalah para panutan tetapi gagal menjadi panutan.

Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi memang mendapatkan jabatan untuk mengajar. Yesus menyebutkan bahwa mereka telah menduduki kursi Musa. Rabi Yahudi biasanya mengajar dengan duduk di sebuah kursi. Kursi itu terletak di bagian depan rumah ibadat. Kursi itu disebut kursi Musa. Kursi Musa menunjukkan otoritas sebagai guru Taurat, dan memberikan hak kepada mereka untuk menyampaikan pengajaran kepada orang Yahudi. Namun, karena persoalan integritas tersebut, maka Yesus menegaskan hal penting di tengah situasi ini. Prinsipnya adalah mengambil hikmah dari apa yang umat alami. Hukum Taurat yang diajarkan oleh orang-orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat yang berisi nilai-nilai hidup yang benar haruslah tetap dituruti, namun perbuatan mereka yang ternyata tidak menjunjung tinggi ajaran, mereka janganlah dituruti atau janganlah ditiru.

Memiliki integritas, yakni selarasnya kata dan perbuatan merupakan hal yang sangat prinsipial, mendasar dan sangat penting dalam kehidupan kita selaku umat Tuhan. Yesus selalu menunjukkan kesatuan antara kata dan perbuatan-Nya. Kasih Bapa yang diajarkan-Nya bukan hanya sekedar manis di mulut. Ia mewujudkan dalam tindakan terhadap mereka yang disingkirkan. Saat Ia mengajar tentang pengampunan, Ia juga memberikan pengampunan kepada mereka yang menganiaya-Nya. Pengajaran-Nya sejalan dengan tindakan-Nya. Utuh dan menyatu. Sangat berbeda dengan Ahli Taurat dan orang Farisi yang selalu menunjukkan kesalehan, namun hanya dalam ritual ibadah untuk mendapatkan pujian. Mereka mengajarkan berbagai hukum Taurat, namun mereka sendiri tidak melakukannya. Mereka tidak dapat menunjukkan keteladanan yang utuh dan menyatu antara kata dan perbuatan.

Selarasnya kata dan perbuatan merupakan panggilan hidup kita selaku umat Tuhan. Tidak ada seorang pun yang dikecualikan dari panggilan ini. Ini teramat penting karena berkenaan dengan jati diri kita. Selarasnya kata dan perbuatan akan memunculkan sikap jujur dan tulus. Tidak ada kepalsuan dalam diri, dan karena itu, siapa pun kita akan dapat dipercaya dan menjadi teladan dalam segala hal. Integritas diri inilah yang sewajarnya dimiliki oleh kita selaku umat Tuhan.

Bagaimana caranya supaya kata dan perbuatan menjadi selaras? Kata Yesus: “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari itu berasal dari si jahat” (Mat. 5:37). Amin.

*Pdt. Setyahadi

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
12 Orang Membaca