KASIH-NYA MEMBUAT KITA PERCAYA
Dipublikasikan pada 16 April 2023
3 min baca

Bacaan: Yohanes 20:19-31

Salah satu penyebab ketidakpercayaan adalah ketakutan. Biasanya ketakutan yg menimbulkan ketidakpercayaan muncul akibat peristiwa traumatis. Murid-murid sangat shock ketika Yesus ditangkap, apalagi kejadian begitu cepat dan Tuhan Yesus dihukum mati. Keadaan ini membuat mereka waswas menjadi target penangkapan berikutnya. Perasaan inilah yang kemudian membuat para murid berkumpul di suatu tempat dan mengunci pintu. Mereka tidak berani sendirian, mereka takut kepada para penguasa Yahudi.

Banyak orang mencari jalan pintas untuk menyelesaikan ketakutan dan ketidakpercayaannya. Pergumulan yang seharusnya dilewati hingga tuntas, seringkali justru diingkari atau dihindari. Akhirnya muncul kepercayaan atau iman yang semu dan tidak teruji. Hal ini akan menjadi bom waktu yang bisa tiba-tiba meledak dan membuat seseorang menanggalkan imannya.

Yesus menyelesaikan persoalan traumatis para murid dengan kehadiran-Nya yang membawa damai sejahtera. Kehadiran Yesus menjadi ungkapan kasih sayang yang meneduhkan sekaligus menguatkan. Lawatan ini membangkitkan sikap percaya (trust) dan ketenteraman, sehingga para murid tidak terus berada dalam keraguan dan ketidakjelasan. Kehadiran Yesus menjadi lengkap ketika Ia menunjukkan tangan dan lambung-Nya. Maka segera tampaklah respon para murid, yaitu sukacita karena melihat Tuhan. Bahkan Yesus mengutus dan mengembusi mereka dengan Roh Kudus. “Sentuhan spiritual” ini memberikan penguatan tersendiri bagi para murid, sehingga mereka diteguhkan dan mampu melakukan tugas pengutusan dengan kekuatan penuh.

Berbeda dengan para murid yang menghadapi ketakutan dengan mempererat persekutuan, Tomas justru memisahkan diri. Itulah sebabnya Tomas kehilangan pengalaman penting dan menguatkan dari para murid lainnya. Tomas seperti orang yang terhilang, karena selain memisahkan diri, imannya juga tergoncang dan tidak percaya akan kebangkitan Yesus.

Menghadapi Tomas yang meragu, Yesus bukannya memarahi atau mempermalukannya di depan para murid lainnya. Sebaliknya, dengan sabar Ia memandu Tomas untuk melewati dan menuntaskan pergumulannya. Ia mempersilahkan Tomas mengulurkan tangan dan mencucukkan jarinya ke lambung-Nya. Yesus tentu sedih atas ketidakpercayaan Tomas, namun Ia memahami dan mendampingi Tomas melewati keraguannya dengan kasih sayang. Sampai akhirnya Tomas menjawab Yesus dengan kalimat: "Ya Tuhanku dan Allahku!"

Dengan menyebut “Tuhan” seseorang meletakkan dirinya sebagai hamba dan menundukkan diri sepenuhnya. 1 Kor. 12:3 menyaksikan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus. Dan penyebutan “Allah” menunjukkan bahwa Tomas mengakui keilahian Kristus. Ini berarti Tomas telah mengakui kebangkitan Kristus, karena kebangkitan dari orang mati telah memberikan bukti kuat tentang keilahian Kristus.

Jika saat ini kita mengalami krisis bahkan kepercayaan akan penyertaan Tuhan menurun, Tuhan Yesus ingin melawat kita dengan kasih sayang. Dia siap mendampingi kita melewati tiap pergumulan hingga tuntas. Mari menyambut kehadiran-Nya dengan terbuka dan rendah hati, agar iman percaya kita diteguhkan dan dibangkitkan kembali.

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
18 Orang Membaca