BERSAMBUNG RASA, MEMADU GERAK, MELANGKAH BERSAMA
Dipublikasikan pada 19 Januari 2025
5 min baca

1 KORINTUS 12: 1-11

“Sendirian kita hanya bisa melakukan sedikit, bersama-sama kita bisa melakukan banyak hal” adalah kutipan dari Hellen Keller, penulis asal Amerika Serikat dan tokoh kemanusiaan terbesar abad ke-20. Kata-kata bijak yang saya kutip dari autobiografi “Story of My Life” Hellen Keller ini terasa begitu bermakna pada momen 70 tahun GKI Emaus. Secara historis, di dalam dan melalui sejarah panjang GKI Emaus, kita sangat bersyukur dan bangga sebab ada sangat banyak hal yang telah dikerjakan bersama-sama dengan indah oleh anggota dan simpatisan jemaat GKI Emaus hingga kita berulang tahun ke-70. Karena itu, kesan dan pesan kata-kata bijak ini langsung mengena di jantung hati kita, selaku generasi berikut atas keberadaan, kehadiran dan keberlangsungan GKI Emaus.

Terpujilah Tuhan atas hari yang lalu, hari ini dan hari depan. Terpujilah Tuhan atas tiap pribadi, keluarga dan siapa pun yang telah hadir menorehkan karya layanan dalam perjalanan GKI Emaus. Bersyukur atas generasi berganti generasi yang selalu Tuhan hadirkan. “Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya turun-temurun” (Mzm.100:5). Terpujilah Tuhan dan diberkatilah kita semua!

Ada berbagai karunia, tetapi satu Roh. Ada berbagai pelayanan, tetapi satu Tuhan. Ada berbagai kegiatan, tetapi Allah yang sama yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Sebab kepada yang seorang, Roh memberi kata-kata hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberi karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang, Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang, Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mukjizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang, Ia memberikan karunia untuk berbicara dengan bahasa lidah, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa lidah itu. Namun, semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yanag dikehendaki-Nya (ay.4-11). Jelaslah bahwa ada aneka macam karunia yang diberikan kepada banyak orang dengan sumber yang sama. Itu berarti, karunia-karunia itu tidak boleh disbanding-bandingkan, apalagi dipertandingkan. Ia mesti disandingkan agar dapat bersinergi dan berkolaborasi untuk kepentingan bersama.

Melalui Firman Tuhan ini, kita disegarkan kembali betapa Allah sangat mengasihi umat-Nya. Dia tidak pernah berhenti memelihara kehidupan kita dengan berbagai karunia-Nya. Kita menerima kasih karunia hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun. Kita menerimanya sepanjang hidup kita. Dan di dalam ikatan satu Roh, satu Tuhan, satu Allah, kita dipanggil untuk menempatkan kekayaan karunia-Nya untuk kepentingan bersama.

So what? Jadi bagaimana? “Jadi, karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: Hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, tanpa mencari kepentingan sendiri atau pujian yang sia-sia. Sebaliknya dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri. Janganlah tiap-tiap orang hanya memerhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus (Flp.1:1-5). Inilah intisari dan wujud nyata hidup di dalam “berbagai karunia, tetapi satu Roh”: “Bersambung Rasa, Memadu Gerak, Melangkah Bersama. Soli deo gloria. Amin.

*Pdt. Setyahadi

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
6 Orang Membaca