PERCAYA DULU
Dipublikasikan pada 16 April 2023
2 min baca

Bacaan: Yohanes 20:19-31

Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” (Yoh. 20:29).

Setiap aspek kehidupan membutuhkan sikap percaya. Pengetahuan akan dapat dipahami apabila dimulai dengan sikap percaya terlebih dahulu. Iman yang mencari pengertian (fides quaerens intellectum). Kristus dan kuasa-Nya hanya dapat dipahami apabila umat terlebih dahulu mau percaya. Seluruh penjelasan dan upaya untuk mengerti kebenaran Alkitab akan gagal apabila umat bersikap tidak percaya atau menolak-Nya.

Tomas bersikap skeptis. Ia tidak percaya bahwa Yesus dapat bangkit dari kematian. Ia baru percaya apabila melihat dan menyentuh luka-luka di tubuh Yesus. Kristus yang bangkit memenuhi permintaan Tomas. Di saat itulah Tomas mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah (Yoh. 20:28). Pengakuan Tomas akan lebih autentik seandainya dilandasi terlebih dahulu oleh sikap iman. Sebab, iman akan menuntun dia kepada kebenaran. Pada gilirannya, kebenaran akan menguji apakah kepercayaan Tomas rasional ataukah takhayul (irasional).

Iman tidak identik dengan kepercayaan. Iman bersikap rasional sekaligus suprarasional. Sebaliknya, kepercayaan cenderung terbuka pada hal-hal gaib dan ilusi. Peristiwa kebangkitan Kristus menyingkirkan kemungkinan kepercayaan yang ilusif dan irasional. Para murid dan jemaat Kristen membuktikan bahwa Kristus yang bangkit telah mengaruniakan hidup baru dan damai sejahtera. Di dalam Kristus, kita dimampukan melihat dengan cara pandang baru bagaimana tujuan dan memaknai realitas kehidupan ini.

DOA:

Bapa surgawi karuniakanlah iman yang makin bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus sehingga hidup kami dipenuhi oleh kuasa-Nya. Amin.

Kategori
Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
8 Orang Membaca