DIPANDU UNTUK MEWUJUDKAN KEBENARAN FIRMAN ALLAH
Dipublikasikan pada 26 Januari 2025
4 min baca

Bacaan: Lukas 4:14-21

Dalam hidup ini, kita paling tidak sekali pasti pernah dipandu. Contoh nyatanya, dalam mengikuti liturgi ibadah maupun rute perjalanan. Namun, kadang kala kita sudah dipandu, tapi kita tidak menurut. Efeknya, kita bisa salah bernyanyi ataupun salah belok. Dalam kehidupan, kadang keterbatasan sudut pandang yang tidak disadari membuat suara orang banyak jadi pandu kita. “Kalau orangnya latar belakangnya A, pasti sifatnya jelek”, “Eh denger-denger ya, -meski-belum-tahu-pasti-sih-, si ibuk itu lagi deket sama bapak yang itu”, “Oh ada kebakaran di Amerika. Pasti itu azab dari Tuhan karena sudah meninggalkan Tuhan” Ikutkah kita melerai tikai ramai yang acap kali terbingkai? Di tengah dunia yang kehilangan arah, kita menyadari bahwa kita perlu DIPANDU. DIPANDU juga merupakan sebuah akronim dari tiga bagian.

Bagian pertama dari DIPANDU adalah DI, “Dengan Imani”. Dalam Luk. 4:25-27, terdapat kekeringan dan kelaparan selama 3,5 tahun di Israel, namun Tuhan mengutus Elia kepada Janda di Sarfat. Pada zaman Elisa, banyak orang kusta di Israel, tapi tidak ada yang sembuh. Malahan, Namaan, orang Siria itu, yang dipulihkan. Ada orang yang secara formal tidak menyembah Allah Israel, namun merasakan karya Tuhan. Hal itu terjadi karena apa? Karena mereka betul-betul mengimani perkataan Allah, mereka DIPANDU Allah melalui perkataan-Nya.

Bagian kedua dari DIPANDU adalah PA, “Perkataan Allah”. Firman Allah (lih. ay. 16) adalah ucapan Allah. Kita meyakini firman Allah dapat kita resapi dalam diri Yesus Kristus dan Alkitab. Namun selain itu, Allah juga berbicara melalui hal-hal sehari-hari seperti hikmat dan alam. Namun untuk apa kita mengimani perkataan Allah? Supaya N-D-U. “Nyatalah Damai Untukmu”. Ibarat kalau kita sama-sama mengikuti lampu lalu lintas yang benar, niscaya kita tidak tertabrak. Dengan Imani Perkataan Allah, Nyatalah Damai Untukmu (Luk 4:18-19).

Tuhan Yesus sendiri telah meneladankan hidup yang DIPANDU Allah. Dikatakan dalam nas yang kita baca, bahwa Ia membaca Alkitab dengan berdiri pada hari sabat. Pertama, Tuhan Yesus menguduskan hari sabat, yang adalah Perintah Allah. Lalu, Ia membaca Firman Tuhan dengan berdiri. Tentu, bukan berarti kalau kita baca Firman Tuhan sambil duduk itu berarti tidak hormat. Namun gerakan tubuh “berdiri” menegaskan betapa Tuhan Yesus, dengan imani perkataan Allah, siap Nyatakan Damai Untuk kita. Senada dengan itu, kita bisa lebih menghayati setiap bagian ibadah sebagai bentuk imani perkataan Allah. Dalam libur long weekend ini, biarlah dalam kumpul keluarga atau momen me-time, kita merenungkan hidup kita dalam bulan pertama 2025. Apakah kita sudah mengimani perkataan Allah? Apakah kita sudah Nyatakan Damai di lingkungan sekitar kita?

Dengan DIPANDU apa kita merajut perdamaian itu?

Dengan Imani Perkataan Allah, Nyatalah Damai Untukmu.

Derai tangis, badai darah, dan pawai bangkai

Ikutkah kita melerai tikai ramai yang acap kali terbingkai?

Perjuangkanlah yang sesuai meski tak kunjung usai

Andai tak kunjung menuai, setialah menyemai

Niscaya perangai (perlakuan) DIPANDU firman, sampai hidup selesai:

Dengan Imani Perkataan Allah, Nyatalah Damai

Untukmu: yang sudah capai, namun akhirnya ‘kan bersorak-sorai

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
8 Orang Membaca