DIA YANG HIDUP
Dipublikasikan pada 09 April 2023
2 min baca

Bacaan: Yohanes 20:1-18

Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: “Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya . (Yoh. 20:18).

Kematian Yesus direspons dengan sikap percaya sebab dapat dibuktikan dengan dokumen-dokumen sejarah. Namun, tidak mudah untuk percaya akan kebangkitan-Nya. Beberapa orang menolak kebangkitan Yesus sebab dianggap cognitive dissonance. Yaitu, teori yang didasarkan pada penelitian psikologi dan menyatakan bahwa melesetnya suatu pemahaman ternyata tidak berarti penganutnya meninggalkan kepercayaan terhadap hal yang dipercayainya itu. Menurut teori ini Yesus wafat dan tidak bangkit, tetapi para penganut atau murid-murid-Nya tetap menganggap Ia hidup.

Menurut teori cognitive dissonance para murid Yesus, untuk menguatkan keyakinannya mereka, “menciptakan” narasi tentang Yesus yang bangkit. Kelemahan teori ini adalah ilusi dalam teori cognitive dissonance tidak mungkin bertahan dalam waktu lama, apalagi sampai 2000 tahun lebih. Kebohongan publik tidak mungkin bertahan lama. Lebih daripada itu, bagaimana mungkin para pengikut Yesus bersedia mempertaruhkan nyawa berdasarkan keyakinan yang palsu? Ucapan Maria yang menyatakan “Aku telah melihat Tuhan” bukanlah ilusi atau halusinasi. Kesaksian iman didasarkan pada pengalaman nyata.

Kita perlu senantiasa waspada terhadap gejala ilusi dan halusinasi. Di dalam kebangkitan Kristus, pola pikir dan cara pandang kita diubah makin kritis dengan terang Ilahi. Lebih daripada itu, hidup kita diinspirasi dan diterangi bahwa tidak ada kuasa maut yang dapat mengalahkan iman kita.

DOA:

Bapa surgawi, karuniakan iman agar kuasa kebangkitan Kristus boleh kami alami di dalam setiap musim kehidupan kami. Amin.

Kategori
Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
8 Orang Membaca