ROBOHKAN TEMBOK
Dipublikasikan pada 10 Maret 2023
2 min baca

Bacaan: Efesus 2:11-22

Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan .... (Ef. 2:14)

Pada 9 November 1989, setelah selama 28 tahun berdiri, tembok Berlin yang memisahkan masyarakat Jerman Barat dan Timur diruntuhkan. Kegembiraan melanda bukan saja masyarakat Jerman, melainkan juga seluruh dunia.

Orang Kristen di Efesus pernah mengalami situasi yang mirip dengan masyarakat Jerman. Sebagai orang Kristen, mereka dipinggirkan oleh orang Yahudi. Mereka dianggap hidup di luar kasih karunia Allah, tidak diakui dalam kewargaan Israel, tanpa pengharapan. Pendeknya, hidup dalam ketakutan bukan saja secara keimanan, melainkan juga secara fisik. Ada tembok pemisah yang tak dapat diseberangi dari kedua belah pihak. Syukur pada Allah yang melalui Yesus sudah merobohkan tembok pemisah itu. Yesus mempersatukan kedua pihak, tak ada lagi perseteruan. Melalui Yesus, seluruh perbedaan yang ada dijembatani, bukan ditiadakan. Semua pihak diterima sebagai sesama warga Kerajaan Allah. Hanya karena berbeda cara tak berarti saling meniadakan. Di dalam Yesus, semuanya didamaikan sebagai satu tubuh yang saling menguatkan sebagai tempat Allah bersemayam.

Perbedaan dalam seluruh kehidupan di semesta ini adalah keniscayaan. Tak ada apa pun yang dapat atau boleh meniadakan perbedaan. Yang harus dilakukan adalah menerima perbedaan sebagai kekayaan serta menggunakan perbedaan itu untuk kebaikan sebanyak mungkin orang. Perbedaan adalah kesempatan untuk menikmati berbagai pilihan dalam hidup. Perbedaan menjadikan hidup lebih semarak.

REFLEKSI:

Membangun jembatan, bukan tembok pemisah

Kategori
Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
7 Orang Membaca