KEDUKAAN DAN PENGHARAPAN
Dipublikasikan pada 08 April 2023
2 min baca

Bacaan: Matius 27:57-66

“... lalu membaringkannya di dalam kuburnya yang baru, yang digalinya di dalam bukit batu, dan sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu, pergilah ia” (Mat. 27:60).

Dalam perayaan Sabtu Sunyi, umat percaya menghayati masa transisi dari peristiwa kematian Yesus dan kebangkitan-Nya. Masa transisi tersebut mengandung dua aspek yang saling menyatu, yaitu kedukaan dan harapan. Dimensi kedukaan karena Yesus telah wafat di atas kayu salib yang dirayakan pada hari Jumat Agung. Dimensi harapan karena Yesus bangkit dari kematian-Nya pada hari Paskah.

Karya keselamatan Allah telah terjadi secara sempurna dalam kematian Kristus sehingga pada hari “Sabat Kedua” jenazah Kristus diam terkubur dalam perut bumi. Melalui kematian Kristus, Allah menciptakan kehidupan baru. Sabtu Sunyi juga disebut Sabbatum Sanctum, yaitu Sabat yang kudus. Dalam keheningan Sabtu Sunyi, Kristus memberitakan kabar baik, yaitu Injil sehingga umat yang telah terpenjarakan oleh kuasa dosa dan hukuman Allah diselamatkan (1Ptr. 3:20). Dalam keheningan Sabtu Sunyi, umat merayakan karya keselamatan Allah di dalam Kristus yang telah menembus dimensi waktu dan kematian. Kita dimampukan untuk mengatasi setiap pengalaman kedukaan dengan membangun harapan.

Selaku manusia kita sering kehilangan harapan saat terpuruk dalam kedukaan. Namun, kegelapan dan kesuraman di dalam kedukaan telah diubah Kristus menjadi harapan yang pasti. Bahkan, di dalam Kristus, kita selaku umat percaya mengalami kehidupan baru yang bermakna.

DOA:

Ya Kristus, biarlah di dalam rangkulan kasih-Mu setiap kami mampu mengubah kedukaan menjadi harapan yang bermakna. Amin.

Kategori
Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
10 Orang Membaca