MENGINGAT YANG MISKIN
Dipublikasikan pada 20 Januari 2023
2 min baca

Bacaan: Galatia 2:1-10

... hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya. (Gal. 2:10)

J. Sikkel pernah menulis, “Gereja bisa hidup tanpa gedung, tetapi gereja tidak bisa hidup tanpa diakonia.” Kata-kata Sikkel ini terbukti di masa pandemi Covid-19. Gedung-gedung gereja tutup, tetapi ibadat tetap berlangsung. Bukan hanya ibadat virtual, tetapi ibadat konkret, di mana gereja dan warga jemaat membagi kasih dalam bentuk karya diakonia bagi yang lain.

Paulus dalam surat yang kita baca hari ini berusaha untuk meyakinkan jemaat di Galatia mengenai kerasulannya. Paulus diutus Allah untuk melayani bangsa-bangsa non-Yahudi, sama seperti Petrus dan rasul-rasul lain yang diutus bagi bangsa Yahudi. Hal ini menandakan bahwa Allah di dalam Kristus mengasihi semua bangsa. Dalam kasih itu, Allah selalu mengingat orang-orang miskin. Orang miskin ini adalah representasi dari orang-orang kecil yang kerap diabaikan oleh sesamanya. Sebagaimana Yesus Kristus, Sang Diakonos Agung, Paulus pun mengingat orang-orang kecil ini. Dengan setia Rasul Paulus melayani mereka, bahkan ikut menanggung kesulitan mereka.

Pelayanan kepada orang-orang kecil, kaum marginal, orang-orang miskin adalah bagian dari misi Allah. Pelayanan kasih ini dikenal dengan istilah diakonia. Gereja dan orang Kristen harus menjadikan diakonia sebagai nadi pelayanannya. Tanpa ini, seperti yang dikatakan Sikkel di atas, gereja tidak bisa hidup atau mati. Mengingat dan melayani orang miskin adalah bagian yang utuh dari karya rasuli gereja.

REFLEKSI:

Sudahkah Anda berbagi dengan saudara dan saudari yang miskin hari ini?

Berbagi bersama mereka adalah cara terbaik kita mengingat Yesus Kristus.

Kategori
Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
7 Orang Membaca