ECCLESIA DOMESTICA
Dipublikasikan pada 11 November 2024
2 min baca

Bacaan: 1 Timotius 5:1-8

Namun, jika ada orang yang tidak memelihara sanak saudaranya,

apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk daripada orang yang tidak beriman. (I Timotius 5:8)

Secarik surat yang ditulis dengan pensil berwarna merah itu diselipkan di bawah pintu kantor pendeta. Sang pendeta segera mengambil dan membacanya. Ternyata surat itu ditulis oleh anak dari salah satu penatua. Isinya adalah sebuah protes agar mamanya diberhentikan sebagai penatua karena terlalu sibuk rapat sehingga mengganggu waktu bermain masak-masakan dengannya. Sang pendeta tersenyum sekaligus prihatin terhadap anak itu.

Paulus memberi nasihat kepada Timotius mengenai hidup persaudaraan seiman. Paulus mengaitkan kehidupan komunitas jemaat dengan kehidupan berkeluarga. Jika ada anggota komunitas yang melakukan kesalahan, tegurlah dengan hormat seperti menegur orangtua atau saudara sendiri dengan rasa hormat dan tulus. Jika ada sanak saudara yang membutuhkan bantuan, mereka wajib untuk ditolong dan diperhatikan. Secara khusus, Paulus menyebut para janda yang tidak punya penghasilan. Di sini terlihat bagaimana ada keseimbangan antara pelayanan gerejawi dengan pelayanan di rumah tangga masing-masing.

Kembali pada cerita di awal, sang pendeta itu kemudian mengajak ibu penatua bertemu untuk membicarakan surat si anak. Sang ibu terkejut sekaligus malu, ia baru menyadari ternyata ia lupa mengatur waktu dengan baik. Ia berjanji untuk lebih memperhatikan anaknya. Kehidupan komunitas gereja seharusnya terkait dengan komunitas di rumah. Ecclesia domestica, rumah adalah gereja terkecil dari komunitas gereja yang besar. Kehidupan persaudaraan di gereja seharusnya juga terwujud di rumah.

REFLEKSI:

Pelayanan di gereja baik, tetapi jangan lupakan kehadiran di rumah. Pelayanan di rumah baik, tetapi jangan jadikan alasan untuk lari dari pelayanan gereja.

Kategori
Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
6 Orang Membaca