Ibadah Online dan Ibadah Onsite
Dipublikasikan pada 01 November 2021
6 min baca

Ibadah Online, Ibadah Onsite, dan kini Ibadah Hybrid

Oleh Pdt. Yohanes Putra Pratama

Tentu kita tahu benar apa itu Ibadah. Kita biasa melakukan Ibadah dengan bersekutu di gedung gereja (sebuah situs/tempat). Selain itu, kita juga biasa melakukan Ibadah dalam arti mengungkapkan syukur kita pada Tuhan yang mewujud dalam laku hidup setiap hari.

Sejak pandemi covid-19 hadir, kita mengenal istilah baru yakni Ibadah Online. Ibadah Online pada masa pandemi mau menunjuk pada Ibadah setiap Minggu maupun berbagai jenis persekutuan yang ditayangkan secara langsung atau direkam dari gedung Gereja lalu peribadahan tersebut diunggah melalui media online/daring (khususnya Youtube dan Zoom Meeting) sehingga dapat diikuti oleh anggota jemaat dari kediaman masing-masing.

Sejatinya, Ibadah Online bukan suatu hal yang sama sekali asing bagi anggota jemaat dan simpatisan GKI Emaus. Sebab sekurangnya sejak tahun 2018 melalui kanal Youtube GKI Emaus Surabaya, kita menyiarkan secara langsung Ibadah Malam Natal, Natal, Paskah dan Ibadah dalam rangka HUT Kemerdekaan RI. Akan tetapi semuanya hanya bersifat insidentil, hanya di momen-momen khusus saja. Wajarlah timbul ketidaknyamanan dan mungkin juga kebingungan bagi kita yang karena keadaan harus beribadah secara online dari rumah masing-masing.

Ketidaknyamanan ini timbul pertama-tama karena kita terbiasa pergi ke gedung gereja, sebuah tempat/situs untuk beribadah Minggu. Kebiasaan yang kita miliki karena ada sebuah pemahaman mengenai persekutuan yang kita yakini selama ini bahwa persekutuan berarti pertemuan umat Tuhan. Sebuah pemahaman yang bersumber dari arti kata Gereja menurut bahasa Yunaninya, ekklesia, maupun menurut bahasa Ibraninya, qahal. Bila persekutuan adalah sebuah pertemuan, maka bukankah kita membutuhkan ruang/lokasi tertentu untuk membentuk serta memelihara persekutuan kita?

Namun di lain sisi, kita mestinya mengingat bahwa Gereja bukanlah gedungnya, bukan pula menaranya, sebab gereja adalah orangnya. Persekutuan sejatinya berarti sama-sama memiliki, berbagi atau persekutuan dengan ikatan yang intim, merujuk pada kata koinonia, yang juga menjadi akar dari kata Gereja yang tidak berbicara mengenai lokasi tertentu. Dalam Pegangan Ajaran Gereja Kristen Indonesia mengenai Gereja (dalam lampiran Tata Gereja dan Tata Laksana GKI hal.353) pada poin 6 dan 7 dikatakan bahwa:

(6) Oleh karena itu gereja-gereja dan orang-orang percaya di segala tempat dan di sepanjang zaman terpanggil untuk mewujudkan keesaan, kekudusan, kekatolikan, dan kerasulan gereja itu, baik dalam kehadiran gereja secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Dengan demikian semua bentuk kehadiran gereja itu adalah ungkapan dari gereja yang esa, kudus, katolik (am), dan rasuli.

(7) Meskipun bentuk kehadiran gereja sendiri-sendiri itu berbeda-beda di banyak tempat dan di sepanjang zaman, kita percaya bahwa semuanya mengungkapkan suatu kenyataan tubuh Kristus di dunia ini (Rm. 12:4 dst.; I Kor. 10:16 dst.; 12:12 dst.; Kol. 1 : 18,24; Ef. 1:22 dst.; 4:12 dst.; 5:23, 29 dst.), dan oleh sebab itu setiap orang yang percaya dan menyerahkan diri kepada Kristus, tidak bisa berbuat lain kecuali terhisap dan menghisapkan di dalam Tubuh Kristus itu.

Dua poin ini menekankan bahwa bentuk bisa berbeda-beda namun kuat tekanan pada kesatuan dan peran Gereja sebagai sebuah persekutuan tak boleh berubah oleh bentuk persekutuan yang dialami.

Sebagai orang Indonesia yang melihat sebuah persekutuan-paguyuban-komunitas itu kuat unsur persaudaraan yang terikat oleh sebuah lokasi fisik wajar bila kita tetap merindukan bentuk persekutuan tatap muka – dari lokasi Gereja. Sehingga kalaupun hari-hari ini kita sudah terbiasa terhubung dan beribadah secara online, kita menilai persekutuan online melalui media digital adalah penguatan terhadap perasaan persekutuan tersebut, namun bukan pengganti.

Oleh sebab itu sejak 18 April 2021 lalu, kita kembali mengadakan Ibadah Onsite (dari gedung GKI Emaus, Jl.Argopuro 17). Kita kembali terhubung dari satu ruang/lokasi yang sama. Memang masih berjumlah terbatas, sebab kita mendukung upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran virus dan mencegah penambahan kasus covid-19. Untuk sementara kita beribadah dengan jumlah jemaat 25 orang anggota jemaat yang berusia 15-60 tahun, berada dalam kondisi sehat, mendaftarkan diri terlebih dulu melalui aplikasi GKI Emaus, dan menerapkan protokol kesehatan secara umum.

Dimulainya Ibadah Onsite tidak meniadakan Ibadah Online yang ada. Izinkan saya memperkenalkan istilah yang jamak digunakan untuk hal ini yakni, Ibadah Hybrid, kombinasi antara Ibadah onsite dan Ibadah online.

Ibadah Hybrid ini bukan hanya karena Ibadah Onsite baru bisa dihadiri secara terbatas, namun kita menyadari dan harus menerima keadaan terkini bahwa anggota jemaat juga telah menyesuaikan diri dengan hidup serba online/daring. Ibadah Online dan berbagai aktivitas melalui media digital kini sudah menjadi situs kehidupan kita bersama. Barna dalam penelitiannya juga menyimpulkan bahwa rata-rata 35% pengunjung gereja terutama generasi Milenial menyukai pola hybrid, yaitu campuran antara pertemuan tatap muka dan digital, bahkan setelah pandemi berakhir. Dalam penelitian yang sama juga didapati bahwa warga jemaat gereja masih tetap menyukai pertemuan tatap muka.

Marilah kita syukuri setiap keadaan yang ada hari ini. Marilah kita siapkan diri untuk menyambut pola-pola baru dalam merawat dan membangun jemaat Tuhan di GKI Emaus ini. Kekuatan persekutuan tatap muka sudah pernah kita rasakan dan pastinya tetap ada saat ini. Kekuatan persekutuan dengan pola online dan hybrid masih butuh waktu untuk diuji dan dibuktikan.

Ibadah Online dan Onsite, keduanya patut menjadi perhatian kita bersama, agar kita tidak terdominasi oleh teknologi digital namun juga agar kita tidak antipati terhadap kebaruan-kebaruan yang menyekitari persekutuan kita.

Selamat beribadah. Teruslah melekat pada Kristus Sang Kepala Gereja kita, dan biarlah Roh Kudus senantiasa menghimpunkan kita, umat-Nya, dalam suatu persekutuan yang bertumbuh sesuai dengan kepenuhan Kristus untuk kemulian nama-Nya!

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
47 Orang Membaca