YANG UTAMA ADALAH HIDUP
Dipublikasikan pada 29 Maret 2023
2 min baca

Bacaan: Matius 22:23-33

“Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.” (Mat. 22:32)

Ketika ada orang yang mengancam kita dengan senjata lalu mengajukan pilihan: “Harta atau nyawa?”, biasanya orang akan memilih nyawa. Harta hilang masih dapat dicari, tetapi nyawa hilang tak ada gantinya.

Orang Saduki pada masa Yesus sudah jelas menolak kebangkitan. Untuk menyanggah Yesus yang mengajar kebangkitan orang mati, maka mereka mencobai Yesus dengan pertanyaan tentang perkawinan levirat. Namun, alih-alih menjawab pertanyaan konfliktual itu, Yesus justru memberi jawab yang sangat menohok mereka. Bagi Allah, dan karena itu bagi Yesus juga, yang utama bukan soal kawin, melainkan soal hidup. Hidup memiliki banyak aspek, dan perkawinan hanyalah salah satunya. Kebangkitan orang mati adalah soal hidup, bukan soal yang lain. Bagi Allah, manusia yang hidup itu jauh lebih penting dan utama dari yang lain. Karena itu, ada kebangkitan orang mati. Kebangkitan orang mati menjadi pengharapan bahwa kematian bukanlah akhir dari segala-galanya. Kebangkitan orang mati jadi penanda bahwa hidup memang penting, sekaligus jadi penanda bahwa Allah yang kita kenal di dalam Yesus adalah Allah orang hidup.

Mari kita periksa apakah hidup sudah jadi perkara yang pertama dan utama bagi kita? Bila sudah, apakah kita menjalani hidup ini secara bertanggung jawab? Apakah kita menggunakan setiap kesempatan yang ada sebaik-baiknya? Bila belum, sekaranglah waktunya untuk kita menjadikan hidup sebagai yang utama.

REFLEKSI:

Jadilah orang yang berani hidup, bukan tak takut mati.

Kategori
Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
6 Orang Membaca