SALIB: MISI ALLAH
Dipublikasikan pada 07 April 2023
2 min baca

Bacaan: Yohanes 18:1-19:42

Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Jadi Engkau adalah raja? Jawab Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini ....” (Yoh. 18:37).

Pola keselamatan yang ditempuh oleh umat Israel di Perjanjian Lama adalah ketaatan pada hukum Taurat dan persembahan kurban. Ketaatan pada hukum Taurat menekankan aspek perbuatan baik sebagai amal. Sebaliknya, persembahan kurban menekankan penebusan dosa melalui kurban pengganti. Kedua pola keselamatan tersebut tidak memadai dan efektif. Manusia tidak dapat menyelamatkan diri dengan amalnya, dan hewan kurban tidak dapat menggantikan kutukan dosa. Manusia mengalami jalan buntu untuk selamat.

Di tengah situasi jalan buntu itulah Allah melakukan misi-Nya, yaitu menyediakan Kristus yang adalah Firman Allah menjadi manusia sebagai penebus. Misi Kristus jelas dengan menyatakan: “Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suaraKu” (Yoh. 18:37b). Peristiwa salib bukanlah sekadar peristiwa tragis. Melalui pengurbanan Kristus, Allah menyatakan kasih-Nya yang tak terhingga. Kematian Kristus bukan sebagai korban (victim), melainkan persembahan diri dengan mengurbankan (sacrifice).

Pola hidup mengikut Kristus adalah kesediaan berkurban (sacrifice). Namun, yang sering terjadi adalah kita memilih untuk mengorbankan orang lain; sesama dijadikan korban (victim). Untuk berkurban, kita membutuhkan hati yang mengasihi dengan tulus tanpa pamrih. Sebaliknya, sikap mengorbankan orang lain adalah sikap yang culas dan melawan kehendak Allah.

DOA:

Allah di dalam Kristus, jadikanlah kami pribadi yang mengasihi sesama dengan bersedia berkurban, bukan mengorbankan orang lain. Amin.

Kategori
Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
4 Orang Membaca