KOMUNITAS YANG MENGASIHI
Dipublikasikan pada 28 Mei 2023
3 min baca

Bacaan: Yohanes 20:19-23 dan Kisah Para Rasul 2:1-11

Dalam berbagai kesempatan berbincang mengenai masa depan, banyak orang menilai bahwa masa depan itu serba tidak pasti. Memang ada juga yang membagikan prediksinya berdasar fenomena/ peristiwa yang sering terjadi belakang hari. Tapi, mereka pun tak berani memastikan bahwa prediksi mereka akurat. Hal ini membuat orang banyak menjadi takut dengan masa depan. Perlahan ketakutan itu menjadi tuhan bagi diri orang banyak.

Setelah Tuhan Yesus Kristus dikuburkan, para murid pun menghadapi situasi yang serba tidak pasti. Padahal tentang Kristus yang bangkit di hari ketiga mereka memang sudah tahu pasti sebelum terjadi. Sebab Kristus, Sang Guru telah mengajarkan berulang kali. Akan tetapi, mereka masih menjadi takut dengan masa depan tanpa Sang Guru. Perlahan ketakutan itu menjadi tuhan bagi diri mereka.

Ini menyebabkan para murid menjadi komunitas yang merasa sendirian, tidak berdaya dan berputus asa. Orang-orang dalam keadaan demikian bukan tak mungkin berpikir harus menghukum diri sendiri sebagai orang gagal, bodoh dan penuh dosa. Namun, Kristus mengenal betul keadaan para murid-Nya. Oleh sebab itu, Ia datang kepada komunitas para murid (termasuk Tomas) untuk membagikan damai sejahtera. Ya! Apalagi yang dibutuhkan seorang maupun komunitas yang sedang terpuruk selain damai sejahtera?!

Damai sejahtera dari Kristus itu diteguhkan dengan pengembusan Roh Kudus bagi komunitas murid-Nya. Dari sinilah kita dapat menghayati bahwa pencurahan Roh Kudus bertujuan untuk menghadirkan damai sejahtera dalam kehidupan para murid. Damai sejahtera yang mereka alami menjadi wujud nyata bahwa mereka sudah diampuni oleh Allah. Bahkan Damai Sejahtera dan Roh Kudus yang dihembuskan bagi mereka memampukan mereka menjadi komunitas murid yang mengasihi. Wujud kasih mereka nampak dari semangat mereka memberitakan kabar baik/ Injil Yesus Kristus ke berbagai tempat dan melampaui ragam suku bangsa dan bahasa.

Hari ini, ketakutan menyongsong masa depan memang masih menjadi salah satu tantangan hidup yang menyebabkan orang jauh dari damai sejahtera. Ketakutan sering makin menekan ketika fakta harian hadir dalam rupa: kehilangan pekerjaan, putusnya relasi dengan kekasih, kehilangan anggota keluarga yang dikasihi, komunikasi yang tidak harmonis dengan anggota keluarga maupun rekan sekerja, ataupun yang lainnya. Dalam kenyataan yang menakutkan itulah nampak beberapa orang tak sanggup menghadapi kenyataan dan memilih berbagai jalan pintas yang gelap. Untuk itulah, di hari Pentakosta ini kita diundang untuk kembali menghayati dan menyadari damai sejahtera yang telah Kristus karuniakan bagi kita. Sadarilah bahwa Roh Kudus terus mengundang kita untuk secara rendah hati menaati setiap perintah-Nya. Sebab dengan mengikuti tuntunan Roh Kuduslah kita dimampukan untuk hidup sebagai komunitas yang mengasihi dan menghadirkan damai sejahtera.

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
14 Orang Membaca