KEKUDUSAN
Dipublikasikan pada 21 April 2023
2 min baca

Bacaan: 1 Petrus 1:13-16

... tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis:

Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

(1Ptr. 1:15-16)

Kudus adalah hakikat Allah. Tak seorang pun manusia yang disebut kudus, kecuali satu orang bernama Yesus. Di Lukas 1:35 malaikat Gabriel menyatakan bahwa anak yang akan dikandung oleh Maria akan disebut kudus, Anak Allah. Allah yang esa di dalam Bapa, Anak, Roh Kudus adalah Sang Mahakudus. Di dalam diri Allah, sedikit pun tidak ada dosa. Ia Mahakudus sehingga seluruh karakter-Nya dipenuhi oleh kebaikan, kasih dan kebenaran. Karena itu, kekudusan Allah senantiasa membakar setiap dosa, kecemaran, dan kejahatan.

Bila umat hidup cemar dalam dosa, Allah akan menghukum dengan kekudusan-Nya. Di sisi lain, manusia tidak dapat mencapai kekudusan dengan upaya dan kesalehannya. Bagaimana solusinya? Saat umat terbuka pada anugerah Allah di dalam penebusan Kristus, Allah akan merengkuh dengan kerahiman-Nya. Umat mengalami deifikasi, yaitu dipersekutukan dengan keilahian Kristus sehingga dimampukan hidup kudus. Makna “deifikasi” bukan berarti manusia menjadi ilahi seperti Allah, melainkan dimampukan “serupa dengan Kristus” (imitatio Christi).

Kita tidak mungkin mencapai kekudusan. Namun, tekad, komitmen, dan konsistensi hidup dalam kemurnian adalah panggilan hidup umat percaya. Saat hati kita murni, maka akan terarah pada hal-hal yang benar. Kita akan mengedepankan kejujuran dan integritas sehingga tidak membuka celah sedikit pun pada kecemaran dan hawa nafsu.

DOA:

Bapa yang Mahakudus, murnikanlah hati kami yang cemar dengan darah Kristus. Mampukanlah kami berlaku setia. Amin.

Kategori
Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
7 Orang Membaca