ALLAH TAK INGKAR JANJI
Dipublikasikan pada 18 Februari 2024
4 min baca

Bacaan: Markus 1:9-15 - Kejadian 9:8-17

Banyak diantara kita pernah mengalami saat-saat diberi janji akan mendapat hadiah bila berhasil mencapai nilai yang memuaskan. Sebagian kita mungkin pernah menjadi orang tua/ kakek-nenek/ guru yang menjanjikan hadiah bagi anak-anak/cucu/siswa. Untuk setiap pihak yang terlibat janji, tentu berharap agar janji itu ditepati. Sebab bila janji itu diingkari yang tersisa adalah sakit di hati. Hari ini kita akan merenungkan bagaimana Allah berjanji.

Bacaan kita hari ini ada dua. Satu berasal dari Kejadian dan satu dari Injil Markus. Keduanya tidak serta merta terasa kaitannya. Namun keduanya memiliki benang merah, yakni tentang janji Allah.

Dalam Kejadian 9:8-17 janji disampaikan Allah kepada Nuh setelah Air Bah terjadi. Janji Allah adalah tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi dan segala makhluk. Janji ini sebuah pernyataan sikap dan jati diri Allah. Dia adalah Allah yang berlimpah kasih setia. Buktinya kita memang melihat hukuman digunakan sebagai cara Allah untuk mendidik manusia dan menata kembali semesta. Namun kasih setia-Nya menghadirkan sikap baru dalam hal mendidik dan menata. Allah tak lagi mau memakai cara membinasakan segala yang hidup sebagai jalan mendidik dan menata. Tak disebutkan memang bagaimana persisnya, namun prinsipnya tegas dan jelas. Janji ini pun berlaku kekal! (ayat 16)

Janji Allah kepada Nuh dan segala makhluk dalam Kejadian 9 ini bukan hanya berdampak bagi Nuh dan keturunannya. Janji Allah kepada Nuh ini ternyata memberi dampak bagi umat Israel. Salah satu buktinya adalah pengutipan kisah Nuh dalam Yesaya 54:1-10. Kisah Nuh ternyata dipakai menjadi salah satu landasan untuk hidup dalam harapan kepada Allah di tengah penderitaan umat di masa pembuangan. Mereka mengingat kembali sebuah Janji Kekal dari Allah bahwa bagaimanapun dunia ini bergerak – menuju kehancuran sekalipun – Allah tak akan membiarkan kehidupan musnah. Janji Kekal Allah adalah janji bahwa segala dinamika kehidupan akan berakhir dengan pemulihan.

Janji ini ditepati! Bukan hanya bahwa tidak pernah ada lagi Air Bah yang memusnahkan seluruh kehidupan. Tapi ditepati dengan datangnya Allah sendiri ke dalam dunia dalam diri Yesus Kristus. Dia datang menempuh baptisan sehingga Ia keluar dari air sebagai yang diperkenan. Ia keluar dari air untuk memasuki ziarah di padang gurun kehidupan. Sungguh sebuah kisah yang semestinya menghadirkan keteduhan bagi kita – umat percaya dan sudah dibaptis juga. Keteduhan karena setelah dibaptis nyatanya kita memang bisa berhadapan dengan rupa-rupa pencobaan sebagaimana dilakoni oleh Yesus. Lalu lihatlah kisah Kristus di padang gurun. Sekalipun Ia berjumpa dengan pencobaan, namun Ia menutup peziarahan di padang gurun itu dengan kemenangan atas pencobaan. Sekali lagi, karya Allah memberi harapan bagi dunia. Bahwa sekeras dan seberat apapun pencobaan ada Allah yang senantiasa dekat dengan kita dan siap memulihkan dunia ini dari keterpurukan.

Karya Kristus di dunia ini menjadi tanda jelas bahwa Allah tak ingkar janji!

@yohanespp

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
8 Orang Membaca