PERSEKUTUAN YANG DIPULIHKAN
Dipublikasikan pada 07 April 2024
3 min baca

Bacaan: Yohanes 20:19-31

Peristiwa penyaliban dan kematian Kristus membuat iman para murid terguncang. Harapan dan cita-cita mereka telah terkubur bersama dengan kematian Kristus. Kesedihan dan keputusasaan begitu dalam sehingga menghalangi mata iman mereka untuk dapat mempercayai Kristus yang bangkit. Para murid terpenjara oleh rasa takut mereka sendiri.

Selain itu mereka juga sedang menghadapi ancaman dari luar. Mereka terancam oleh para pemuka agama dan pemerintah Romawi. Mereka menghadapi fitnah dari Mahkamah Agama, yang menuduh mereka telah mencuri tubuh Yesus. Jadi wajar jika para murid bersembunyi dan mengunci diri. Ancaman itu membuat para murid menyembunyikan diri rapat-rapat.

Pintu yang terkunci rapat tidak membatasi Yesus untuk hadir di dalam ruangan tersebut. Yesus berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, "Damai sejahtera bagi kamu!". Salam ini merupakan sapaan biasa dalam budaya pada saat itu, namun dalam konteks ini ucapan damai sejahtera memiliki makna yang dalam. Ini adalah sapaan yang meneduhkan sekaligus memulihkan. Mereka pasti terhibur dengan ucapan ini, mengingat apa yang telah mereka lakukan sebelum Yesus disalib. Mereka merasa bahwa mereka layak ditegur, bukan layak diberkati dengan damai sejahtera.

Pada saat itu Yesus hadir bukan untuk menegur sikap pengecut mereka yang melarikan diri dan meninggalkan-Nya saat Ia di salib. Yesus hadir untuk menyatakan damai sejahtera bagi mereka (ayat 18b, 21a). Damai sejahtera itu bukan didasarkan pada kondisi iman para murid melainkan pada kasih dan pengampunan Yesus yang sudah bangkit.

Sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka (20:20). Hal itu menghadirkan sukacita bagi mereka. Pada waktu murid-murid-Nya melihat Dia, tangan-Nya dan lambung-Nya ditunjukkan kepada mereka, sebagai bukti bahwa Dia yang mereka lihat adalah Dia yang mati di kayu salib. Dia yang mereka lihat adalah Dia yang mereka kenal dari dulu.

Rasa takut berganti dengan damai dan sukacita yang memenuhi hati. Kristus sangat memahami kegalauan yang ada di hati para murid sehingga Dia hadir untuk memulihkan hidup para murid. Kehadiran Yesus yang bangkit membawa pemulihan kembali iman, diri dan relasi para murid. Yesus menghadirkan sapaan yang lemah lembut dan menguatkan. Yesus mengucapkan salam yang meneduhkan hati murid-murid yang sedang gelisah dan ketakutan. Kehadiran Yesus yang bangkit memulihkan mereka.

Persekutuan yang dipulihkan oleh kasih Kristus selayaknya menghadirkan damai satu dengan yang lain. Dimana perbedaan bukan dilihat sebagai sebuah ancaman melainkan sebuah potensi untuk bisa saling melengkapi, sehingga kita bisa saling menghargai dan merayakannya. Komunitas yang saling menerima dan bukan saling menghakimi. Komunitas Dimana setiap individu berpulih dalam sebuah komunitas dan melalui komunitas. Sehingga semua orang melihat Kristus melalui persekutuan kita yang hidup. Menjadi saksi Kristus bagi dunia.

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
8 Orang Membaca