DIA SABAR: JANGAN ADA YANG BINASA!
Dipublikasikan pada 10 Desember 2023
3 min baca

Bacaan: 2 Petrus 3:8-15

Kesabaran merupakan kebajikan penting yang harus kita miliki sebagai murid Kristus (Kol. 3:13), sekaligus juga wujud kehadiran Roh Kudus di dalam hidup kita (Gal. 5:22). Namun, bersikap sabar tidak selalu mudah, baik pada waktu kita menantikan sesuatu maupun ketika harus menghadapi penderitaan atau keadaan yang tidak menyenangkan.

Surat 2 Petrus dituliskan kepada orang-orang Kristen abad pertama sedang menantikan penggenapan janji Yesus mengenai kedatangan-Nya kembali. Mereka berharap Kristus segera datang agar mereka bebas dari berbagai bentuk penderitaan yang mereka hadapi. Namun, peristiwa itu tidak kunjung tiba dan orang-orang di sekitar mereka mulai mengejek mereka (2 Pet. 3:4). Tentu, ini merupakan tantangan yang besar bagi kesabaran mereka. Mereka pun bertanya-tanya: Mengapa Tuhan tidak segera menggenapi janji-Nya?

Penulis Surat 2 Petrus menjawab kegelisahan mereka dengan dua alasan. Pertama, ukuran waktu yang digunakan oleh manusia tidak bisa diterapkan kepada Tuhan (ay. 8). Waktu memang sering menjadi batas kesabaran manusia. Namun, ketika menantikan kedatangan Kristus, mereka sedang berurusan dengan Tuhan yang kekal. Karena itu, mereka tidak boleh membatasi penggenapan janji Tuhan dengan ukuran waktu manusia. Kedua, penundaan itu adalah wujud kesabaran Tuhan yang menghendaki semua orang bertobat dan diselamatkan (ay. 9). Jadi, ketika umat Tuhan bersabar menantikan kedatangan-Nya, Tuhan juga sedang bersabar menantikan pertobatan umat-Nya (ay. 15).

Jika demikian bagaimanakah seharusnya umat Tuhan menantikan kedatangan-Nya? Berangkat dari dua alasan di atas, penulis surat 2 Petrus mendorong agar umat Tuhan yang masih hidup dalam dosa segara bertobat (ay. 9), sementara mereka yang sudah bertobat terus berupaya hidup suci (dalam sikap dan tindakan secara moral) dan saleh (dalam sikap dan relasi dengan Tuhan) (ay. 11). Dengan demikian segenap umat Tuhan siap menyambut kedatangan-Nya, baik secara moral maupun spiritual (ay. 14).

Pesan yang diberikan oleh penulis surat 2 Petrus ini juga relevan bagi kehidupan umat Tuhan di masa kini. Kita semua juga sedang menantikan kedatangan-Nya kembali. Nasihat dari surat 2 Petrus ini mengajak kita menantikan kedatangan-Nya dengan merespons kesabaran Tuhan secara aktif, yaitu dengan bertobat, memperbaiki sikap moral dan perilaku kita, serta kerohanian kita. Minggu-minggu Adven yang sedang kita jalani ini juga merupakan wujud kesabaran-Nya terhadap kita. Ia memberi kita kesempatan agar kita benar-benar siap menyambut kedatangan-Nya.

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
15 Orang Membaca