Bacaan: Roma 4:1-12
Sebab, telah kami katakan bahwa kepada Abraham iman diperhitungkan sebagai kebenaran. (Roma 4:9b)
Mungkin ada yang beranggapan bahwa “iman” adalah gagasan yang abstrak. Mestinya sih tidak demikian. Iman adalah sesuatu yang konkret. Iman berarti percaya, dan percaya berarti juga merasa aman. Bila laki-laki dan perempuan saling percaya satu kepada yang lain, mereka akan saling merasa aman. Itu sebabnya mereka bersedia menyerahkan diri dan mengikatkan diri dalam ikatan perkawinan yang berlangsung seumur hidup. Tanpa kepercayaan sanggupkah mereka melakukan itu?
Paulus menjadikan Abraham sebagai contoh orang yang beriman kepada Allah. Ia memenuhi panggilan dan kehendak Allah. Ia memercayakan diri dan hidupnya kepada Allah. Ia merasa aman bersama dengan Allah. Itulah contoh hidup beriman. Hidup seperti itulah yang diperhitungkan oleh Allah sebagai kebenaran, yaitu kesediaan untuk percaya dan memercayakan diri kepada Allah.
Bagaimana kita bisa merasa aman di zaman seperti sekarang ini? Perubahan terus terjadi, persaingan semakin berat, kejahatan semakin mengerikan, berbagai penyakit belum ditemukan penyebab dan obatnya. Mungkinkah kita merasa aman? Di setiap zaman manusia pasti menghadapi tantangan yang selalu berbeda. Namun, percayalah Allah dan kuasa-Nya tak pernah berubah. Ia berkuasa di atas segalanya. Maka bersedia memercayakan diri dan hidup kepada-Nya adalah suatu tindakan iman dan akan melahirkan rasa aman.
DOA:
Ajarkan kami untuk semakin percaya kepada Engkau ya Tuhan. Amin.