BERTEKUN MENERAPKAN FIRMAN
Dipublikasikan pada 01 September 2024
5 min baca

Bacaan: Yakobus 1: 16-27

“Hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja. Sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri” (ay.22). Yakobus menyamakan tindakan orang yang mendengar tanpa melakukan firman sebagai tindakan menipu diri sendiri. Ia mungkin merasa dirinya hebat, padahal sesungguhnya tidak seperti itu. Ia mungkin merasa mengerti banyak firman, padahal praktik nyata hidupnya tidaklah demikian. Ia terkadang merasa lebih dewasa rohani, tetapi ternyata firman Allah belum tercermin dalam kehidupan kesehariannya. Bila hanya sebatas menjadi pendengar, firman Tuhan tidak akan memberi dampak luar biasa. Selama belum dialami atau dilakukan oleh orang-orang percaya, dipastikan tidak akan ada rute hidup yang luar biasa seperti kehidupan Tuhan. Sebab itu, bila kita hanya berhenti sebagai pendengar bahkan pengagum firman saja, dan belum menjadi pelaku firman, maka kita menipu diri kita sendiri. Tindakan gemar membaca firman, tentu saja baik, begitu pula saat kita terbiasa mendengar, menghafal dan merenungkan firman, namun demikian kita tidak boleh berhenti di sini. Kita perlu menghantar diri ke fase “menguatkan dan memprosesnya menjadi pegangan dan penuntun hidup” dengan menjadi pelaku firman. Hanya dengan cara ini, kita tidak menipu diri sendiri.

Bahaya dan dampak penipuan pada diri sendiri amatlah jelas. Yesus sendirilah yang mengingatkan dan menegaskan dampak mengerikan dan amat fatal bagi kita bilamana kita hanya menjadi pendengar dan bukan pelaku firman. “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan orang yang melakukan kehendak bapa-Ku yang di surga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-mu, dan mengusir setan demi nama-mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari hadapan-ku, hai kamu yang melanggar perintah Allah! (Mat.7:21-23). Mengerikan dan fatal ‘kan?

Pemazmur menyamakan orang yang hanya menjadi pendengar firman, yang hidupnya tidak berpaut pada firman, mereka itu seperti sekam yang dihamburkan angin (Mzm 1:4). Yesus pun menggambarkan demikian: “Namun, setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia bagaikan orang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Lalu turunlah hujan dan datanglah banjir, dan angin bertiup melanda rumah itu, sehingga robohlah rumah itu dan besarlah kerusakannya” (Mat.7:26-27). Ini pun dampak yang buruk dan menyusahkan kehidupan.

Lalu, bila kita menjadi pendengar dan pelaku firman, apa dampaknya? Pertama, kita akan menjadi orang yang berbahagia, “Berbahagialah orang yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan merenungkan Taurat itu siang dan malam (Mzm.1:2). “Yang lebih berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya” (Luk.11:28); dan menurut Yakobus: kita akan berbahagia oleh perbuatan yang kita lakukan, “Siapa yang meneliti hukum yang sempurna, hukum yang memerdekakan orang, dan bertekun di dalamnya, bukan hanya mendengar lalu melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya” (Yak.1:25). Kedua, kita akan menjadi seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, yang tidak pernah layu daunnya; apa saja yang dilakukannya berhasil (Mzm.1:3). Ketiga, kita akan menjadi orang bijaksana, bagaikan orang yang mendirikan rumah di atas batu, sehingga tidak akan roboh ketika dilanda hujan, banjir dan angin. Keempat, sebagai manusia kepunyaan Allah, kita diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik (2 Tim.3:17). Kelima, kita akan masuk ke dalam Kerajaan Allah (Mat.7:21). Wow, ini dampak yang luar biasa!

Janganlah mengaku anak Tuhan jika engkau mengeraskan hati. Jadilah pelaku firman Tuhan! Mari kawan, ajak teman bersama menyembah (PKJ 4:2). Bagaimana dengan kebiasaan kita berkaitan dengan Alkitab atau firman Tuhan? Sudahkah kita menjadi pelaku firman Tuhan di dalam dan melalui setiap gerak hidup aktifitas keseharian kita? Amin.

*Pdt. Setyahadi

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
8 Orang Membaca