MENDERITA WALAU TAK BERDOSA
Dipublikasikan pada 17 Januari 2023
2 min baca

Yesaya 53:1-12

Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira ia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.

(Yes. 53:4)

Penderitaan adalah jalan sunyi. Dan sesungguhnya, tak ada orang yang ingin menderita. Namun, penderitaan bisa menimpa siapa saja, termasuk orang-orang yang hidup baik dan bertanggung jawab. Betul, ada cukup banyak orang yang menderita akibat kesalahan dan dosanya sendiri. Namun, tak semua yang menderita adalah akibat dosa. Realitas ini menjadi misteri.

Teks Alkitab hari ini menampilkan nubuatan mengenai hamba yang menderita. Bukan karena kesalahannya, maka ia menanggung sengsara. Dikatakan bahwa penyakit dan derita kitalah yang ditanggungnya. Artinya, penyakit dan derita orang lain. Hamba ini seperti kena tulah, dipukul Allah karena sesamanya manusia. Ia menjadi korban pengganti. Nubuatan Yesaya ini digenapi oleh Yesus Kristus. Hamba yang menderita adalah Yesus, orang Nazaret, yang diurapi sebagai Mesias atau Kristus untuk menebus manusia. Ia yang tak berdosa dibuat menjadi dosa sebab hanya orang yang tidak berdosa yang dapat menebus manusia berdosa. Orang itu adalah Yesus, Hamba Allah yang setia.

Kesetiaan untuk hidup sebagai hamba Allah di tengah dunia yang berdosa memang tidak mudah. Ada salib yang harus dipikul. Kesetiaan kita malah acap diganjar dengan derita sebab dunia sering kali membenci kebenaran Kristus. Dalam menjalani hidup beriman, terselip kemungkinan bahwa kita pun bisa mengalami penderitaan kendati kita tak berbuat salah. Menderita walau tak berbuat dosa.

REFLEKSI:

Yesus yang tak berdosa pun menderita dan Ia menang atasnya.

Kesetiaan kita mengikuti-Nya akan berakhir juga dengan kemenangan.

Kategori
Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
4 Orang Membaca