RITUS PENTING, TETAPI TAK CUKUP
Dipublikasikan pada 25 Februari 2023
2 min baca

Bacaan: Yesaya 58:1-12

... apabila engkau ... memuaskan hati orang yang tertindas, maka terangmu akan terbit dalam gelap .... (Yes. 58:10)

Terpampang jelas di perikop ini bahwa TUHAN tidak membenarkan aksi puasa anti sosial. Anti sosial, berdasarkan perikop ini, bukan hanya tak peduli dengan masalah sosial, melainkan merusak tata masyarakat. Puasa mendatangkan cela bukan hanya karena “tetap mengurus urusan” sendiri, melainkan mendesak-desak semua buruh”. Intinya, ritus mendatangkan berkat hanya jika dilakukan secara benar. Antara lain: memerdekakan yang teraniaya, memecahkan roti bagi orang lapar, dan memberi pakaian kepada yang telanjang.

Berpuasa adalah ritus kekristenan. Tak salah jika seseorang menjalankan ritus berpuasa. Yang salah adalah berpuasa dengan sikap anti sosial, baik bersikap egoistis maupun bermasalah sosial. Jika berpuasa dengan merencanakan perbuatan baik, menyekolahkan orang yang haus pendidikan, berbagi tempat dengan yang terdiskriminasi karena keterlahirannya, menyisihkan penghasilan bagi yang terluka, hasilnya adalah “kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.” Arti kegelapan seperti rembang tengah hari adalah perbuatan baik akan terlihat sangat jelas jika ditampilkan dengan tepat.

Ritus menjadi berkat hanya jika dijalankan secara utuh: selebrasi dan aksi, secara seimbang dan lugas. Ritus menjadi cela jika dijalankan dengan berat sebelah. Berpuasalah dengan berbuat baik, baik bagi diri sendiri maupun sesama manusia, sehingga terang kita muncul dan jernih terlihat.

DOA:

Saya bertekad merencanakan dan menerapkan perbuatan baik dalam laku kesalehan. Amin.

Kategori
Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
7 Orang Membaca