MENCARI YANG TERHILANG
Dipublikasikan pada 29 April 2023
2 min baca

Bacaan: Lukas 15:1-7

Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya:

“Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” (Luk. 15:2)

Tidak setiap barang yang hilang kita cari. Manusia hanya berusaha mencari barang yang berharga dari sudut nilai materi atau fungsinya. Namun, dalam pengajaran-Nya, Yesus memberi perumpamaan tentang mencari seekor domba yang hilang dengan meninggalkan 99 ekor domba lainnya. Apakah tidak berlebihan? Nilai 99 ekor domba seakan-akan kurang daripada nilai seekor domba yang hilang. Nilai seorang berdosa dianggap lebih penting dari pada orang-orang yang hidup benar.

Pendekatan “hitam putih” akan menyimpulkan bahwa Yesus tidak memedulikan sejumlah “orang benar”. Ia lebih peduli dengan satu orang yang berdosa. Padahal, makna “99 ekor domba” menunjuk pada orang-orang yang “menganggap dirinya benar”. Mereka tidak membutuhkan Kristus karena telah “membenarkan” dirinya. Sebaliknya, seekor domba yang hilang adalah mereka yang menganggap dirinya tidak layak dan berdosa. Mereka membutuhkan pengampunan dan belas kasihan Allah. Kepada yang terhilang itu, Yesus datang mencari dan menyelamatkan mereka.

Bahaya rohani terbesar adalah saat orang menganggap dirinya telah hidup benar. Mereka merasa puas dengan kesalehan dan kebaikan yang telah dilakukan. Ini penyebab orang tidak rendah hati; membuat mereka merasa tidak membutuhkan anugerah dan pertolongan Kristus. Namun, Allah ternyata lebih peduli kepada orang-orang yang hancur dan remuk jiwanya karena dosa dan kesalahan yang telah diperbuatnya.

DOA:

Bapa surgawi, ampunilah kami yang sering menganggap diri benar. Padahal, Engkau hanya berkenan kepada mereka yang remuk hati dan bertobat. Amin.

Kategori
Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
5 Orang Membaca