PANDAI DAN MENGASIHI ALLAH SERTA SESAMA
Dipublikasikan pada 04 September 2024
2 min baca

Bacaan: Markus 7:9-23

..Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri. (Mrk. 7:9)

Apakah mungkin seseorang dengan kepandaian yang mengagumkan tetap mengasihi Tuhan dan tidak menjadi angkuh karena kepandaiannya? Ya! John C. Lennox adalah salah satunya. Dia adalah seorang profesor Matematika dan filsuf ilmiah dari Britania Raya yang mengajar di Universitas Oxford. Dalam beberapa kesempatan Lennox menyampaikan argumen yang cerdas, lugas dan rendah hati dalam debat umum yang dilakukannya dengan orang-orang yang menyangkali keberadaan Allah. Bagi Lennox kepandaian tidak serta merta menjadikan seseorang membenci Allah.

Tuhan Yesus mengkritik orang-orang yang mencari kenyamanan diri dengan mengabaikan kebutuhan sesama. Pada zaman itu ada sekelompok orang yang begitu pandainya mengabaikan kewajiban mempedulikan orangtua dengan alasan memberlakukan peraturan agama. Padahal apa yang mereka katakan sebagai peraturan agama itu hanyalah tradisi dan bukan hal yang utama. Kepandaian yang seperti ini adalah kepandaian yang jahat dan tidak layak dihidupi oleh umat Allah.

Kemampuan berpendapat itu baik. Tetapi kepandaian harus dihayati sebagai pemberian Allah. Dalam kesadaran ini maka kepandaian harus diimbangi dengan kerendahan hati dan kepedulian kepada sesama. Ada sikap wedi asih kepada Allah yang kemudian melahirkan welas asih kepada segenap ciptaan Allah. Tanpa kerendahan hati dan kepedulian, kepandaian akan mencetuskan pengabaian kasih dan pementingan diri sendiri semata.

REFLEKSI:

Apakah aku rendah hati dan peduli kepada segenap ciptaan Allah?

Kategori
Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
7 Orang Membaca