Bacaan: Yohanes 3 : 1-17
Injil Yohanes 3 : 16 berbunyi “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal .” Ayat ini merupakan satu dari sekian banyak ayat yang dipahami secara “eksklusive” orang percaya hingga saat ini. Tak sedikit dari mereka yang menjadi ayat ini sebagai alasan mendasar untuk mempertahankan iman kekristenannya. Bahkan ada pula yang dengan senang hati menggunakan ayat ini sebagai daya tarik untuk memperkenalkan kekristenan kepada orang yang belum percaya supaya menjadi percaya.
Hanya dengan percaya kepada-Nya kita beroleh hidup kekal. Kita diselamatkan. Kita mengenal Allah sebagai pribadi yang penuh dengan kasih. Ketika manusia jatuh dalam dosa, Allah tetap menunjukkan kasihNya dan bahkan Ia mengarunikan Anak-Nya Yang Tunggal. Jadi rencana utama Allah bagi manusia adalah kehidupan dan bukan penghukuman yang kekal. Ia menghendaki dunia dengan segala isinya selamat oleh karena kuasa dan nama-Nya. Namun demikian sejauh mana kesadaran dan pemahaman atas firman Tuhan ini mempengaruhi kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dalam aktifitas bergereja, bekerja dan berkeluarga ?
Kata “percaya” menjadi kunci dalam bagian ini. Percaya berarti berserah sepenuhnya kepada Kristus. Totalitas kehidupan kita berfokus pada Kristus yang diyakini mampu memberikan kepastian akan keselamatan. Layaknya orang Israel yang digitgit ular – lalu mengarahkan pandangannya kepada ular tembaga buatan Musa dan mereka menjadi sembuh. Bukan ular tembaganya yang memulihkan tetapi ketaatan mereka pada kehendak atau perintah Tuhanlah yang menyelamatkan mereka dari bisa ular yang mematikan.
Berserah sepenuhnya berarti berserah dalam setiap situasi dan keadaan keadaan. Seiring dengan waktu yang berjalan, berbagai dinamika kehidupan dijalani. Ada suka maupun duka, ada kegagalan atau keberhasilan. Namun semua itu membuat kita semakin memahami, merasakan dan mengalami pertolongan Tuhan. oleh karena itu kesadaran dan kesediaan untuk berserah kepada-Nya bukan hanya sewaktu-waktu. Semisal hanya ketika kita merasa beban hidup semakin berart. Bukan pula seketika saja, disaat kita ingat karena sedang menikmati berkat-Nya.
Berserah sepenuhnya berarti berjalan bersama dengan-Nya senantiasa. Oleh karena kita tahu siapa Tuhan Allah yang kita percaya, yakni Allah yang penuh kasih karunia dan yang menjamin kehidupan kekal bagi setiap kita yang percaya. Maka marilah kita berkomitmen dan menghidupi penyerahan diri penuh sebagai wujud/ekspresi kedalaman iman percaya kepada Tuhan. Tuhan memberkati.