Bacaan: MEMBELI KARUNIA ALLAH?
Kisah Para Rasul 8:9-25
Namun, Petrus berkata kepadanya, “Binasalah kiranya uangmu itu bersama engkau, karena engkau menyangka bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang.
(Kis. 8:20)
Manusia mudah terpukau dengan hal yang spektakuler, seperti: mukjizat atau peristiwa hebat lainnya. Sayangnya, hal itu dijadikan kesempatan oleh orang-orang tertentu untuk meraih keuntungan material. Apalagi di tengah kehidupan masyarakat yang kadang mengalami “mabuk agama”, halhal yang spektakuler, seperti mukjizat mudah dijual untuk mendapat pengikut dan keuntungan. Orang-orang yang mampu membuat hal yang spektakuler lantas dipuja sedemikian rupa, dan segala yang dikatakannya dianggap kebenaran.
Situasi seperti itu juga pernah terjadi pada zaman gereja perdana, tepatnya di Samaria. Simon, seorang penyihir, telah mendapat tempat di hati masyarakat, baik orang besar maupun orang kecil. Simon dan sekelompok orang Samaria pada akhirnya menjadi pengikut Kristus, oleh karena pemberitaan Filipus. Ketika karunia Roh diberikan kepada orang Kristen di Samaria, Simon berusaha membeli karunia Roh itu. Petrus – yang sengaja datang ke Samaria untuk memfasilitasi pemberian Roh Kudus atas orang Kristen Samaria, menegur Simon dengan keras, sebab karunia Roh bukanlah untuk meraih keuntungan.
Dalam kehidupan beriman, kita diundang untuk tidak mudah terpukau dengan hal-hal yang spektakuler. Karya Allah sesungguhnya dapat dinyatakan dalam hal yang sangat sederhana dan biasa sekalipun. Keterpukauan pada hal-hal yang spektakuler, bisa membuat kita terkecoh dan akhirnya dimanipulasi.
DOA:
Ya Tuhan, berikanlah kerendahan hati pada kami, untuk mensyukuri setiap karya kebaikan-Mu, baik besar maupun kecil. Amin.